Misalnya, pada tahun 2023, beberapa jenis obat tertentu, seperti sirup parasetamol dan antibiotik, sempat sulit ditemukan di apotek akibat perubahan regulasi dan keterbatasan pasokan. Situasi ini menyebabkan pasien kesulitan mendapatkan obat yang dibutuhkan, sementara apotek dan klinik harus mencari alternatif pemasok dengan harga yang lebih tinggi.

Banyak klinik kecil dan praktik mandiri menghadapi kendala besar dalam mengelola stok obat. Proses pemesanan yang masih manual, harga obat yang fluktuatif, dan keterlambatan pengiriman menjadi tantangan utama. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa berdampak pada kualitas pelayanan pasien serta efisiensi operasional klinik dan apotek.

Masalah yang Sering Dihadapi Apotek & Klinik

Dalam operasional sehari-hari, apotek dan klinik sering menghadapi berbagai tantangan dalam pengadaan serta pengelolaan stok obat. Jika tidak ditangani dengan baik, masalah-masalah ini dapat menghambat pelayanan kepada pasien dan menurunkan efisiensi bisnis. Berikut adalah beberapa kendala utama yang sering terjadi:

1. Harga Obat Fluktuatif karena Harus Negosiasi dengan Banyak Pemasok

Harga obat di pasaran sering berubah karena berbagai faktor, seperti permintaan pasar, distribusi, hingga regulasi dari pemerintah. Klinik dan apotek yang harus bernegosiasi dengan banyak pemasok (PBF) sering kali mengalami kesulitan mendapatkan harga terbaik secara konsisten.

Dampaknya:

  • Sulit menentukan harga jual yang stabil untuk pasien.
  • Klinik/apotek sering mengalami margin keuntungan yang tidak konsisten.
  • Proses negosiasi yang memakan waktu dan tenaga.

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI. (2023). *Kebijakan Harga Obat Nasional. https://farmalkes.kemkes.go.id/

BPOM RI. *Regulasi Harga Obat di Indonesia. https://www.pom.go.id/

2. Proses Pemesanan Manual Memakan Waktu dan Rawan Kesalahan

Banyak apotek dan klinik masih menggunakan metode pemesanan manual melalui telepon, WhatsApp, atau bahkan pencatatan kertas. Hal ini meningkatkan risiko kesalahan dalam pemesanan dan memperlambat restok obat.

Dampaknya:

  • Pesanan sering tertunda karena human error.
  • Tenaga kerja terkuras hanya untuk mengurus administrasi pengadaan.
  • Bisa terjadi kekosongan obat akibat kesalahan pencatatan.

Referensi:

WHO. (2022). *Digitalisasi dalam Manajemen Farmasi. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-Digital-Health

3. Stok Tidak Akurat: Sering Kali Kehabisan atau Kelebihan Barang

Tanpa sistem pencatatan stok yang baik, klinik dan apotek kerap menghadapi dua skenario yang merugikan:

  • Kehabisan stok: Obat yang banyak dicari pasien sering kali habis tanpa disadari.
  • Kelebihan stok: Obat tertentu bisa menumpuk di gudang dan berisiko kedaluwarsa.

Dampaknya:

  • Kehilangan pelanggan karena obat yang dibutuhkan tidak tersedia.
  • Kerugian akibat obat kedaluwarsa dan tidak terpakai.
  • Pengelolaan stok menjadi tidak efisien dan boros.

Referensi:

International Journal of Pharmacy. (2023). *Impact of Inventory Management on Pharmacy Efficiency. https://www.ijpharm.com/

4. Pengiriman Lambat, Terutama untuk Daerah Perkotaan yang Membutuhkan Kecepatan

Kebutuhan akan obat sering kali mendesak, terutama di daerah perkotaan. Namun, banyak pemasok obat masih menggunakan sistem pengiriman yang tidak fleksibel, menyebabkan keterlambatan dalam restok obat.

Dampaknya:

  • Waktu tunggu pasien menjadi lebih lama.
  • Klinik/apotek terpaksa menolak pasien karena obat belum tersedia.
  • Efisiensi operasional menurun akibat ketergantungan pada pengiriman pihak ketiga.

Referensi:

Jurnal Kesehatan Masyarakat. (2022). *Distribusi Obat di Indonesia: Kendala dan Solusi. https://jurnalkesehatan.id/

5. Kesulitan dalam Integrasi dengan Sistem Rekam Medis Elektronik (RME)

Banyak apotek dan klinik menggunakan Rekam Medis Elektronik (RME) untuk mencatat data pasien, tetapi masih harus melakukan pencatatan terpisah untuk transaksi obat. Ini menyebabkan inefisiensi dalam operasional harian.

Dampaknya:

  • Pencatatan ganda menyebabkan pemborosan waktu dan tenaga.
  • Risiko ketidaksesuaian data antara rekam medis dan stok obat.
  • Klinik dan apotek sulit melakukan pelacakan pengeluaran serta pemasukan obat secara real-time.

Referensi:

Kemenkes RI. (2023). *Standar Integrasi RME dengan Sistem Informasi Apotek. https://satu-sehat.kemkes.go.id/

Fenomena ini menunjukkan bahwa digitalisasi dalam pengadaan dan pengelolaan stok obat sangat dibutuhkan. Klinik dan apotek membutuhkan solusi yang lebih modern dan efisien agar bisa memberikan pelayanan terbaik tanpa harus khawatir dengan pasokan obat.

Solusinya? Digitalisasi Pengadaan dengan Software Farmasi eHealth!

Sebagai solusi dari berbagai permasalahan di atas, Software Farmasi eHealth hadir untuk membantu klinik dan apotek mengelola stok obat dengan lebih praktis, efisien, dan tanpa ribet.

Dengan sistem ini, seluruh proses pengadaan obat bisa dilakukan hanya dalam satu klik! Klinik dan apotek tidak perlu repot bernegosiasi atau khawatir dengan stok, karena semua sudah terintegrasi dengan pemasok terpercaya dan terhubung langsung dengan RME serta SATUSEHAT.

Keunggulan Software Farmasi eHealth: Solusi Digital untuk Apotek & Klinik

Pengelolaan stok obat yang efisien adalah kunci utama dalam operasional apotek dan klinik. Dengan Software Farmasi eHealth, Anda dapat menghemat waktu, biaya, serta memastikan ketersediaan obat selalu terjaga. Berikut adalah keunggulan utama yang ditawarkan:

1. Harga Terbaik tanpa Negosiasi dengan Banyak Pemasok

Biasanya, apotek dan klinik harus bernegosiasi dengan banyak Pedagang Besar Farmasi (PBF) untuk mendapatkan harga terbaik. Proses ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga berisiko harga fluktuatif.

Solusi eHealth: Dengan software ini, Anda langsung mendapatkan harga terbaik tanpa perlu negosiasi yang rumit. Sistem kami sudah terhubung dengan jaringan PBF terpercaya untuk memastikan harga tetap kompetitif.

2. Pemesanan Stok dengan Satu Klik – Cepat & Efisien!

Proses pemesanan obat secara manual sering kali memakan waktu lama dan rentan terjadi kesalahan.

Solusi eHealth: Cukup dengan satu klik, Anda bisa melakukan pemesanan stok obat dengan lebih cepat dan mudah, tanpa perlu proses administrasi yang berbelit.

3. Stok Otomatis Ter-update Setiap Ada Transaksi

Tanpa sistem otomatis, pencatatan stok obat sering tidak akurat. Akibatnya, apotek bisa kehabisan atau justru kelebihan stok.

Solusi eHealth: Setiap kali ada transaksi pembelian atau penjualan obat, sistem langsung memperbarui jumlah stok secara otomatis. Ini membantu menghindari risiko kehabisan atau pemborosan obat yang tidak diperlukan.

4. Jaminan Ketersediaan Obat Melalui Jaringan PBF Terpercaya

Salah satu tantangan utama bagi apotek dan klinik adalah keterbatasan pasokan obat akibat stok PBF yang tidak stabil.

Solusi eHealth: Sistem eHealth telah bekerja sama dengan jaringan PBF terpercaya di Indonesia, sehingga apotek dan klinik mendapatkan jaminan ketersediaan obat tanpa harus mencari pemasok sendiri.

5. Rantai Pasok Lebih Singkat & Efisien, Menghindari Keterlambatan

Pengadaan obat sering kali terhambat oleh rantai pasok yang panjang, terutama jika harus melewati berbagai distributor sebelum sampai ke apotek atau klinik.

Solusi eHealth: Dengan sistem rantai pasok yang lebih singkat dan terhubung langsung ke PBF, waktu pengiriman obat menjadi lebih cepat dan efisien.

6. Pengiriman Cepat dalam Hitungan Jam (Khusus Jabodetabek)

Klinik dan apotek di daerah perkotaan, terutama di Jabodetabek, membutuhkan pengiriman cepat untuk memastikan pasien mendapatkan obat tepat waktu.

Solusi eHealth: Dengan sistem distribusi yang telah dioptimalkan, pengiriman obat bisa dilakukan dalam hitungan jam, menghindari keterlambatan yang dapat mengganggu pelayanan pasien.

7. Terintegrasi Langsung dengan RME & SATUSEHAT – Pencatatan Lebih Mudah

Banyak apotek dan klinik masih mencatat transaksi obat secara manual, terpisah dari sistem rekam medis elektronik (RME). Hal ini menyebabkan duplikasi pencatatan dan meningkatkan risiko kesalahan data.

Solusi eHealth: Software ini terintegrasi langsung dengan RME & SATUSEHAT, sehingga pencatatan transaksi obat otomatis tersimpan dalam sistem rekam medis pasien. Ini memudahkan pengelolaan data dan meningkatkan akurasi informasi medis.

Kesimpulan

Dengan Software Farmasi eHealth, pengelolaan stok obat di apotek dan klinik menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien. Tanpa negosiasi rumit, tanpa pencatatan manual, dan tanpa khawatir kehabisan obat!

Untuk mendukung klinik dan apotek dalam beralih ke sistem digital, eHealth.co.id menawarkan GRATIS penggunaan Software Farmasi eHealth selama 3 bulan penuh!

Manfaatkan kesempatan ini untuk mencoba sistem tanpa biaya tambahan! Promo hanya berlaku bulan ini – jangan sampai terlewat!

Tertarik mencoba? Segera kunjungi eHealth.co.id atau hubungi kami untuk info lebih lanjut!