Dalam beberapa bulan terakhir, kita sering mendapatkan berbagai informasi mengenai polusi udara yang terjadi di wilayah DKI Jakarta. Informasi ini tersebar luas melalui televisi, media sosial, serta media online mapun offline. Penyebab utama dari polusi udara ini berasal dari sisa pembakaran bahan bakar fosil dari asap kendaraan dan pabrik.

Situasi semakin rumit karena Kota Jakarta mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat dan volume kendaraan terus meningkat, mengakibatkan kemacetan merata di berbagai tempat. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya, seperti menerapkan sistem ganjil genap dan menyediakan transportasi umum yang nyaman. seperti LRT yang baru-baru ini diresmikan. Namun upaya tersebut belum mampu sepenuhnya mengatasi masalah kemacetan yang berkontribusi pada tingginya tingkat polusi udara.

Keadaan semakin memburuk pada musim kemarau yang terjadi saat ini. Curah hujan yang rendah menyebabkan partikel polusi tersuspensi berada di udara dalam jumlah tinggi, yang dapat mengancam kesehatan masyarakat.

Grafik kualitas udara DKI Jakarta Agustus 2023

Sumber : https://www.iqair.com/id/indonesia/jakarta

Terlihat dalam grafik kualitas udara di Jakarta rata-rata melampaui ambang batas aman yang ditetapkan oleh AQI US (Air Quality Index United States) yakni kurang dari 50 dan dikategorikan tidak sehat. Bahkan pada 30 Agustus 2023 menyentuh angka lebih dari 150.

Partikel Polusi Udara

Partikel polutan didominasi oleh partikel berukuran PM2.5. Ini merujuk pada partikel-partikel polutan dalam udara yang memiliki diameter aerodinamis kurang dari atau sama dengan 2.5 mikrometer (µm). Partikel dengan ukuran PM2.5 sangat kecil dan sulit terlihat dengan mata telanjang.

Ukuran PM2.5 memungkinkan partikel-partikel ini untuk terhirup lebih dalam ke dalam saluran pernapasan manusia, bahkan hingga ke alveoli (kantong udara kecil di dalam paru-paru). Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel PM2.5 memiliki kemampuan untuk bertahan dalam udara lebih lama dan menyebar dengan lebih efisien. Ini membuatnya memiliki potensi yang lebih besar untuk merugikan kesehatan manusia dibandingkan dengan partikel yang lebih besar seperti PM10.

Partikel PM2.5 biasanya berasal dari berbagai sumber, termasuk emisi kendaraan bermotor, pembakaran bahan bakar fosil, industri, pembakaran biomassa, dan proses alami seperti abu vulkanik atau debu gurun. Karena ukurannya yang sangat kecil, partikel PM2.5 dapat membawa berbagai senyawa berbahaya seperti logam berat, senyawa organik kompleks, dan zat kimia toksik lainnya.

Dampak Paparan Polusi Udara Bagi Kesehatan

Paparan polusi udara dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan baik tingkat ringan hingga tingkat berat. Paparan jangka panjang terhadap partikel PM2.5 serius bagi kesehatan diantaranya :

1. Gangguan Pernapasan

Polusi udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, iritasi tenggorokan, dan sesak napas. Paparan jangka panjang dapat memperburuk penyakit pernapasan kronis seperti asma, bronkitis kronis, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

2. Penyakit Kardiovaskular

Polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, gagal jantung, dan hipertensi. Partikel-partikel polutan dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan peradangan serta kerusakan pada pembuluh darah.

3. Gangguan pada Sistem Saraf

Polusi udara telah dikaitkan dengan dampak negatif pada sistem saraf, termasuk peningkatan risiko stroke, gangguan kognitif, dan masalah perkembangan otak pada anak-anak yang terpapar dalam masa pertumbuhan.

Dampak Polusi Udara

4. Kesehatan Anak-Anak

Anak-anak lebih rentan terhadap dampak polusi udara karena paru-paru dan sistem imun mereka masih berkembang. Paparan polusi udara dapat mengganggu perkembangan paru-paru dan meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang.

5. Efek pada Kehamilan

Paparan polusi udara pada ibu hamil dapat berpotensi mengganggu perkembangan janin dan meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.

Karena potensi dampaknya yang merugikan ini, pengendalian emisi partikel PM2.5 dan upaya untuk mengurangi paparan manusia sangat penting untuk menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat.

Peran Fasyankes Dalam Menghadapi Tantangan Kualitas Udara yang Buruk

Fasilitas Kesehatan (Fasyankes) memiliki peran yang penting dalam menghadapi tantangan kualitas udara yang buruk, terutama dalam melindungi kesehatan masyarakat dari dampak negatif paparan polusi udara. Berikut beberapa peran utama Fasilitas Kesehatan dalam menghadapi masalah kualitas udara yang buruk:

1. Diagnosis dan Pengobatan

Fasyankes, sebagai titik pertama akses perawatan medis, memiliki peran sentral dalam mendiagnosa dan mengobati penyakit yang berkaitan dengan polusi udara. Dengan pemeriksaan medis dan pengobatan yang tepat, mereka membantu individu yang terpapar polusi udara dalam mengatasi gejala pernapasan dan kesehatan lainnya, serta memberikan perawatan berdasarkan kondisi spesifik pasien.

2. Edukasi dan Kesadaran

Fasyankes juga berfungsi sebagai sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat tentang dampak buruk kualitas udara yang tidak sehat. Melalui kampanye kesadaran, penyuluhan, dan penyediaan informasi terkini, mereka berperan dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara melindungi diri dari paparan polusi udara dan pentingnya menjaga kesehatan pernapasan.

3. Monitoring Kesehatan Masyarakat

Dalam upaya untuk mendeteksi lonjakan kasus penyakit terkait polusi udara, Fasyankes dapat berperan dalam memantau dan menganalisis tren kesehatan masyarakat. Dengan data yang dikumpulkan, mereka dapat mengidentifikasi area atau kelompok yang rentan terhadap dampak polusi udara, sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

4. Pemberian Nasihat Medis

Fasyankes memiliki peran penting dalam memberikan nasihat medis kepada kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan kronis. Nasihat ini mencakup tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko paparan polusi udara dan mengoptimalkan kesehatan.

5. Penelitian dan Inovasi

Melalui penelitian, Fasyankes dapat berkontribusi pada pemahaman lebih mendalam tentang dampak kesehatan dari polusi udara di tingkat lokal. Dengan hasil penelitian ini, mereka dapat berpartisipasi dalam merancang solusi inovatif yang dapat mengurangi risiko kesehatan akibat paparan polusi udara.

6. Kolaborasi dan Advokasi

Fasyankes dapat berkolaborasi dengan pemerintah, lembaga lingkungan, dan organisasi terkait lainnya untuk merumuskan kebijakan dan tindakan yang efektif dalam mengatasi masalah kualitas udara. Melalui advokasi, mereka dapat menjadi suara dalam memperjuangkan kebijakan yang mendukung lingkungan yang lebih bersih dan kesehatan yang lebih baik.

Peran Teknologi Bagi Fasyankes

Teknologi memiliki peran yang krusial bagi Fasilitas Kesehatan (Fasyankes) dalam menghadapi tantangan polusi udara. Teknologi dapat meningkatkan kemampuan Fasyankes dalam mendiagnosa, mengobati, mengawasi, dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dampak polusi udara. Berikut adalah beberapa peran teknologi dalam konteks ini:

1. Sistem Pemantauan Kualitas Udara

Sistem pemantauan kualitas udara IQAir dapat digunakan oleh fasyankes untuk memantau kualitas udara secara real-time, akurat dan cepat. Informasi ini membantu dalam merespons situasi darurat dan memantau dampak kesehatan masyarakat.

2. Telemedicine

Teknologi telemedicine memungkinkan Fasyankes untuk memberikan konsultasi medis jarak jauh kepada pasien, terutama saat polusi udara menciptakan kondisi yang tidak aman untuk keluar rumah. Pasien dapat berbicara dengan dokter melalui platform online untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi perawatan.

3. Pelatihan dan Edukasi Online

Teknologi memungkinkan Fasyankes untuk memberikan pelatihan dan edukasi secara online kepada masyarakat tentang dampak polusi udara dan cara melindungi diri. Webinar, video edukatif, dan konten online lainnya dapat mencapai audiens yang lebih luas.

4. Sistem Rekam Medis Elektronik

Penggunaan sistem rekam medis elektronik ehealth.co.id memudahkan Fasyankes untuk mengakses dan mengelola data kesehatan pasien terkait dampak polusi udara. Ini membantu dalam merencanakan perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Dalam situasi darurat akibat polusi udara yang parah, Fasyankes memiliki tanggung jawab untuk memberikan perawatan medis sekaligus berpartisipasi dalam upaya evakuasi dan pemulihan masyarakat. Melalui peran yang beragam ini, Fasyankes menjadi garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan merespons tantangan kualitas udara yang buruk dengan tindakan dan kolaborasi yang holistik. Dengan memanfaatkan teknologi secara optimal, Fasyankes dapat menghadapi tantangan polusi udara dengan lebih efektif, memberikan perawatan yang lebih baik, serta memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan mereka di tengah kondisi lingkungan yang kompleks.